Sabtu, 08 Desember 2012

Urbanisasi Berlebih, Kota Semarang Mengalami Deindustrialisasi




Kota Semarang merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah. Kota ini dihuni oleh orang-orang dari berbagai latar belakang daerah, suku bangsa, budaya dan bahasa. Banyak masyarakat pedesaan pergi ke kota ini untuk mencari penghasilan yang lebih baik, hal ini disebut sebagai urbanisasi. Namun pada kenyataannya orang-orang yang berurbanisasi tidak semuanya berhasil dalam pekerjaannya. Banyak diantara mereka yang hanya menjadi pegawai rendahan atau menjadi buruh kecil. Hal inilah yang bukannya menjadi sumber pendapatan daerah, akan tetapi menjadi beban anggaran daerah, karena harus membangun infrastruktur dan sarana pelayanan sosial untuk masyarakat.
Kencangnya arus urbanisasi ini juga menyebabkan makin meningkatnya jumlah penduduk di Kota Semarang. Dilihat dari data artikeldi atas, pertumbuhan penduduk kota Semarang mencapai 2000 jiwa per tahun. Jumlah yang sekian itu sungguh sangat fantastis bagi pertumbuhan penduduk sebuah kota. Untuk menghindari peledakan penduduk yang parah seperti kota Jakarta, pemerintah kota Semarang melakukan kebijakan mengurangi arus migrasi yang dilakukan secara silmultan baik antara kebijakan pembangunan di tingkat nasional dan regional, maupun antara pedesaan dan perkotaan.
Mobilitas sosial merupakan gerakan atau perpindahan status sosial seseorang. Menilik contoh kasus di atas mobilitas sosialnya ada yang vertikal dan juga ada yang horizontal. Artinya bagi para urbanisasiawan yang sukses dan mendapatkan gaji dan jabatan yang tinggi di kota, maka ia dapat dikatakan mobilitasnya sosial. Sedangakan bagi mereka yang mendapatkan gaji rendah dan pekerjaan biasa di kota, maka ia dikatakan mobilitasnya horizontal. Dampak dari mobilitas sosial ini pada struktur sosialnya adalah cukup signifikan. Mobilitas sosial pasti akan mengangkat status sosial di dalam pelapisan sosial, stratifikasi sosial dan diferensiasi sosial. Misalnya seorang petani penggarap sawah di desa, ia pergi merantau ke kota untuk mencari pekerjaan yang gajinya lebih tinggi. Setelah beberapa waktu ia mencari pekerjaan, akhirnya ia diterima bekerja di sebuah pabrik yang lumayan besar, dan baiknya ia ditempatkan di posisi yang gajinya cukup layak. Nah dari contoh tersebut, dapat didimpulkan bahwa orang itu status sosialnya naik, sebab ia yang dulunya petani penggarap sawah, kemudian ia menjadi pegawai pabrik yang gajihnya mumpuni.

0 komentar:

Posting Komentar