Oleh
Yudha Irawan
Seperti
apakah tayangan televisi yang mendidik? Apakah tayangan televisi di Indonesia
saat ini sudah benar-benar mendidik para pemirsanya?
Televisi
merupakan media sosialisasi atau agen sosialisasi bagi masyarakat. Hal ini
dapat dilihat dari fungsi televisi yang memberikan tayangan yang beragam. Mulai
dari tayangan hiburan, religi, informasi terkini (berita) dan masih banyak
lagi.
Tidak
semua tayangan televisi berdampak positif bagi pemirsanya. Misalnya saja
tayangan sinetron yang mengumbar konflik yang kental akan kekerasan, serta gaya
hidup yang sangat mewah ditonjolkan oleh para pemain-pemainnya lewat sinetron
tersebut. Bayangkan saja, masa anak sma naik sekolah sudah pakai mobil sport?
Seragam sekolahnya glamor banget lagi? Bukankah itu akan menimbulkan
kecemburuan sosial di kalangan siswa?
Anak-anak
zaman sekarang menganggap televisi sebagai teman akrabnya. Anak betah sekali
nongkrong berjam-jam di depan layar televisi melihat acara kesayangannya. Dalam Undang-undang penyiaran,
anak-anak dimasukkan dalam khalayak khusus, karena mereka adalah penonton yang
pasif dan tidak kritis. Berdasar pada itu, setiap program anak seharusnya
dibuat dengan sangat serius.
Selain memberikan pengaruh negatif,
seharusnya televisi juga memberikan pengaruh positif. Harapan saya televisi
lebih selektif memilih program atau tayangan anak-anak. Jangan tayangkan kartun
yang mengandung kekerasan.
Televisi yang Mendidik
Harapan kita
saat ini ada tayangan televisi mampu
memberikan informasi, mendidik, sekaligus menghibur. Asalkan setiap program yang
ditampilkan disiapkan atau dipilih dengan hati-hati, serius, melibatkan ahli,
dan dibuat dalam sudut pandang kepentingan anak, mungkin harapan kita akan terwujud.
Mari kita lihat
beberapa acara anak produk import
semacam Dora The Explorer,Little Einsteins, dan Booggie
Beebies. Ketiga tayangan tersebut tidak hanya membuat anak-anak terpaku
memandang televisi
dengan rangkaian kisah dan deretan lagu, tetapi juga mengajak anak-anak
berinteraksi. Dora kerap bertanya kepada anak-anak, “Dapatkah kamu membantu menemukan
peta?”. Leo dalam Little Einsteins selalu
bertanya, “Maukah
kau membantu kami. Tepuk pahamu lebih keras agar Rocket bisa terbang.” Belajar
berhitung? Ayo simak Mickey Mouse Clubhouse, di sana Mickey kerap
mengajak anak-anak menghitung dan belajar penjumlahan sederhana.
Program lokal Indonesia sudah cukup
menguasai ranah tayangan televisi yang memuat sisi edukasi. Ingin tahu kehidupan ikan dan
hewan-hewan air, Dunia Air di Trans7 menawarkan
semi-dokumenter yang menawan. Selain itu, ada juga Dunia Hewan yang konsepnya
kurang lebih sama. Ingin tahu beragam bahan makanan dan cara pengolahannya?, Koki Cilik bisa jadi salah satu
alternatif tontonan. Bahkan belajar sesuatu yang serius pun bisa sangat menyenangkan
di acara-acara tersebut.
Proporsi menonton televisi
Menonton
televisi adalah kegiatan yang sangat menyenangkan apabila dilakukan di waktu
senggang. Kita biasanya menonton televisi seusai kita melakukan aktifitas yang
melelahkan. Duduk nyaman di sofa, makan camilan, kemudian sambil menonton
televisi. Itulah keseharian kebanyakan orang.
Dewasa ini,
perkembangan program televisi yang bersahabat maju dengan pesat. Akan tetapi
menonton televisi secara terus menerus selama 24 jam itu tidak baik untuk
perkembangan anak. Sepeti halnya makanan yang sehat dan bergizi, memang makanan
itu aman di konsumsi pada saat kapanpun. Namun apabila terlalu sering
memakannya, dampaknya juga akan buruk. Sama halnya seperti menonton televisi.
Sesuatu yang berlebihan pastinya akan menjadi buruk.
Dua jam adalah waktu
yang sangat proporsional untuk menonton televisi atau melakukan kegiatan
bermedia lainnya seperti main video game dan membca komik, selebihnya masih
banyak hal yang bisa dilakukan anak-anak untuk mengisi harinya, seperti
belajar, menari, bermain dengan hewan peliharaan di halaman, main petak
umpet dengan teman-temannya, sekedar bersenda gurau dengan orang
tua, atau beristirahat.
Solusi
Televisi memang tidak bisa lepas dari kehidupan kita
sehari-hari. Tanpa televisi, kehidupan kita bak sayur tanpa garam, rasanya
hambar. Dengan kita melihat telivisi, kita dapat mengetahui apa yang terjadi di
sekitar kita lewat tayangan berita. Dengan melihat televisi kita juga dapat
tertawa terbahak-bahak karena melihat tayangan komedi. Tak dapat kita pungkiri
bahwa televisi bermanfaat banyak bagi kita.
Harapan saya pertelevisian Nasional kedepannya akan jauh
lebih maju. Maju disini dalam artian bahwa stasiun-stasiun televisi Indonesia
kedepannya mampu membuat program-program yang berkualitas dilihat dari sisi
edukasinya, hiburannya, serta pesan moralnya. Apik dan berkualitasnya tayangan
diharapkan akan dapat mendidik para pemirsanya, terutama kalangan anak-anak.
0 komentar:
Posting Komentar